Bahan pangan mengandung zat kimia nitrit dan nitrat dengan kadar melebihi ambang batas kesehatan disinyalir banyak beredar luas di wilayah Kabupaten Blitar. Senyawa kimia ini biasanya banyak digunakan untuk campuran bahan makanan berbahan dasar daging. Seperti daging sapi, dendeng, daging ayam dan sosis.
Tekhnisnya, dengan cara melumurinya. Zat ini berfungsi agar daging terlihat lebih segar. Padahal, penggunaan senyawa nitrit dan nitrat melebihi batas kewajaran berefek samping rasa mual, pusing dan muntah.
Untuk jangka panjang, konsumen terancam mengidap penyakit carsinogen atau kanker organ tubuh. Keterangan ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (kadinkes) Kabupaten Blitar Widyastuti. Menurut dia, hal ini terungkap adanya kasus keracunan puluhan siswa sekolah dasar (SD) di Gandusari beberapa waktu lalu.
"Dari hasil uji laboratorium menunjukkan paket sampel makanan yang dikonsumsi siswa Gandusari mengandung bahan kimia nitrit dan nitrat. Dan makanan ini disinyalir juga beredar luas di pasaran, " ujarnya kepada Sindo, Kamis (13/11/2008).
Nitrit dan nitrat, jelas Widyastuti, secara medis bukan termasuk bahan pewarna yang terlarang. Hanya saja, pihak medis memberi batasan jumlah kadar yang biasa digunakan.
Celakanya, sebagian besar masyarakat kurang memahaminya sehingga menggunakan bahan itu secara berlebihan.
"Sesuai aturannya, nitrit boleh digunakan maksimal 125 mg untuk bahan sebanyak 1 Kg. Begitu juga dengan nitrat maksimal 500 mg untuk setiap bahan 1 kg. Namun realitanya masyarakat sering menggunakannya secara berlebihan, ini yang sekarang menjadi fokus pantauan kita," terangnya.
Dari inventarisir Dinkes Pemkab Blitar, produksi makanan semacam sosis dan sejenisnya, yang ditengarai mengandung bahan kimia ini ada di daerah Slorok Kecamatan Doko.
Produsen makanan ini memiliki 25 orang pengecer yang bergerak menjual produknya di masyarakat.
Menurut Widyastuti selain memberikan pembinaan, Dinas Kesehatan juga berkoordinasi dengan dinas lain untuk melakukan sosialisasi tentang bahanya makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya ini.
"Misalnya dengan Dinas Pendidikan, meminta para siswa siswinya untuk tidak mengkonsumsi makanan secara sembarangan," pungkasnya.
14 November 2008
Artikel Terkait
Tantangan dari Om Google Buat Ahli Keamaan SoftwareGoogle kembali menantang sejumlah ahli keamanan dunia untuk menemukan lubang atau bugs pada browser …
CSR, EKONOMI KREATIF DAN ENERGI ALTERNATIF Menuju Tanjabtim sebagai Negeri “Triple Sources of Energy”Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan Ekonomi Kreatif Definisi CSR menurut The World Business …
Dua Ribu Desa Dijadikan Contoh Percepatan Diversifikasi PanganDepartemen Pertanian mentargetkan bisa menjadikan dua ribu desa sebagai sekolah lapang untuk Percepa…
Net 100 Times FasterCOMPUTER users frustrated by slow internet connections could soon be surfing the web 100 times faste…
Situs Jejaring Sosial dari WarnerBukan rahasia umum lagi dikalangan blogger dan webmaster kalau situs jejaring sosial yang menggabung…
Subscribe to:
Post Comments (Atom)