03 December 2009

Dua Ribu Desa Dijadikan Contoh Percepatan Diversifikasi Pangan

Departemen Pertanian mentargetkan bisa menjadikan dua ribu desa sebagai sekolah lapang untuk Percepatan Diversifikasi Pangan tahun 2010.

Pelaksanaan kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Gizi (P2KP) itu ditingkatkan menjadi 10.000 kelompok di 200 kabupaten/kota pada 2011 dan menjadi 20.000 kelompok di 200 kabupaten/kota pada 2012.

“Hal ini dilakukan untuk mencapai sasaran target Pola Pangan Harapan (PPH) sesuai amanat Perpres No. 22 Tahun 2009 dan Permentan No.43 Tahun 2009”, jelas Ir. Mulyono Machmur MS, Kepala Pusat Konsumsi dan Keamanan Pangan Departemen Pertanian, pada Workshop Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Gizi (P2KP) bagi kelompok wanita, anak SD/MI di Solo.

Pada tahun 2010, kegiatan P2KP di 2000 desa pada 200 kabupaten/kota di 33 provinsi. Kegiatan tersebut diarahkan pada upaya optimalisasi permanfaatan pekarangan, dan peningkatan pemanfaatan pangan lokal.

Setiap kabupaten pelaksana P2KP, dipilih 5 kecamatan, dan masing-masing dipilih 2 desa yang diprioritaskan pada desa penerima PUAP Mandiri Pangan. “Desa penerima manfaat tahun 2010 akan dipacu menjadi desa inti sebagai tempat sekolah lapang, serta pengembangan kegiatan ke desa sekitarnya sebagai desa plasma”, ujarnya.

Menurutnya, untuk menindaklanjuti Perpres No. 20 Tahun 2009 dan Permentan No. 43 Tahun 2009 tersebut, masing-masing perlu menyusun Peraturan Gubernur (Pergub) dan Peraturan Bupati (Perbup), untuk mengatur peran masing-masing instansi pendukung P2KP serta kegiatan operasional Gerakan Satu Hari Tanpa Nasi yang akan dicanangkan pada 8 Desember 2009 lalu.

Untuk meningkatkan keberhasilan P2KP perlu dilakukan persiapan yang sempurna dalam perencanaan, melakukan kerjasama dengan para pelaku usaha seperti Gabungan Pengusaha Makanan & Minuman Indonesia (GAPMMI) dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk memanfaatkan dan menyediakan pangan lokal, melegalisasi keberadaan lembaga keuangan mikro di desa sebagai sumber modal.

Sumber : www.sinartani.com

Back To Top