19 May 2008

10 Kriteria Wilayah Budidaya Ternak Potong

Dalam usaha budidaya ternak ruminansia, hal yang sangat pentign adalah lahan/areal tempat untuk menjalankan usaha, yang harus sesuai dengan peraturan daerah yang mana lahan harus telah mendapat legalisasi pemerintah daerah yang tertuang dalam RUTR (Rencana Umum Tata Ruang). Menurut Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia dalam penetapan wilayah/kawasan untuk budidaya ternak harus memperhatikan beberapa aspek/kriteria, antara lain: 1. Kesesuaian Lahan Lahan sebagai basis ekologi usaha budidaya ternak potong dan sekaligus pendukung untuk ketersediaan pakan, dimana kegiatan peternakan merupakan suplemen dan komplementer dari program-program pemanfaatan lahan dari berbagai sektor dan sub-sektor. Lahan merupakan komponen penting dalam menjalankan usaha budidaya ternak ruminansia potong. Status lahan hendaknya jelas sesuai dengan peruntukannya menurut peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. 2. Kesesuaian Agroekosistem Pengembangan usaha budidaya ternak potong ruminansia harus sesuai secara agroklimat untuk jenis ternak potong yang akan dikembangkan. Yang harus diperhatikan kaitannya dengan agroklimat antara lain: curah hujan, kelembaban udara, bulan basah dan bulan kering, ini merupakan indikator-indikator yang ada hubungannya dengan ketersediaan pakan, ketersediaan air dan kesehatan ternak. Namun bila ditinjau secara geografis, pengembangan budidaya ternak potong ruminansia masih memiliki potensi dan peluang yang cukup besar. 3. Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Lokasi budidaya harus sesuai dengan RUTR dan Rencana Detail Tata Ruang Daerah yangbersangkutan. Letak dan ketinggian lokasi harus diperhatikan lingkungan dan topografisnya sehingga limbah kotoran padat dan cair tidak mencemari lingkungan sekitarnya. Secara Topografis, untuk lahan dengan kemiringan 0 - 30 derajat digunakan untuk basis usaha ternak potong dan kemiringan 30 derajat untuk basis Hijauan Makanan Ternak (HMT). 4. Daya Dukung Pakan Dalam budidaya ternak potong ruminansia harus didukung dengan tersedianya pakan yang cukup, baik secara kualitas maupun kuantitas. Pengembangan usaha budidaya ternak potong ruminansia dapat dilakukan pada daerah-daerah integrasi yang berbasis tanaman pangan, hortikultura, perkebunan atau kawasan hutan lindung. Namun dalam hal ketersediaan pakan hijauan makanan ternak sering ditemukan kendala yang sering terjadi berupa bila musim hujan jumlah ketersedian pakan HMT akan melimpah atau surplus dan sebaliknya bila musim kemarau panjang maka ketersediaan HMT mengalami kekurangan. Maka penerapan teknologi penyimpanan dan peningkatan nilai nutrisi HMT dan limbah perlu dilakukan oleh petani peternak. 5. Kapasitas Daya Tampung Untuk daya tampung ternak harus diperhitungkan berdasarkan ketersediaan hijauan yang tersedia baik dari lokasi usaha budidaya ternak potong ruminansia maupun dari luar lokasi. Ketersediaan limbah pertanian dapat berupa potensi jerami padi, jagung, kedelai, kacang tanah, dan lain-lain. Untuk daya tampung ternak terhadap ketersediaan hijauan per tahun untuk 1 ST (Satuan Ternak) ruminansia per tahun adalah 2,37 ton bahan kering. 6. Dukungan Sarana Prasarana Sarana dan prasarana meliputi akses dari lokasi jalan usaha yang terdiri dari akses jalan, alat transportasi, listrik, komunikasi dan sarana-sarana lainnya. 7. Dukungan Pemerintah Daerah Dukungan pemerintah daerah sangat berpengaruh penting dalam memfasilitasi, mendorong dan mendukung pengembangan usaha yang lebih kondusif. 8. Akses Pasar Tata niaga hasil produksi usaha ternak ruminansia dapat dipasarkan melalui pasar lokal, antar daerah/pulau atau pun akspor. Untuk melancarkan alur tataniaga harus didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana seperti jalan, pasar, alat transportasi, holding ground dan karantina. 9. Sosial Budaya Keberhasilan usaha ternak potong tidak terlepas dari aspek sosial budaya dan adat istiadat masyarakat. 10. Pewilayahan Komoditas Unggul Arah pengembangan budidaya ternak ruminansia ke depan dikelompokkan menjadi 3 (tiga) wilayah pengembangan, yaitu: wilayah sentra produksi utama, wilayah pengembangan dan wilayah pendukung.

2 Komentar

Just Asking Pak..
Sampai sejauh mana pemakaian pellet sebagai pakan ternak potong di Indonesia
Thanks

pengaruhnya terhadap pertumbuhan ternaknya mana..

Back To Top