14 September 2008

INTEGRASI TERNAK - PERKEBUNAN DI PEMATANG SEPAT MEMBUTUHKAN DUKUNGAN DARI PTPN VI

Pelan namun pasti, program Dinas Peternakan Provinsi Jambi untuk mengembangkan peternakan secara terintegrasi dengan komoditi pertanian lainnya mendapat tempat di hati masyarakat. Salah satu contoh mengembirakan dari integrasi peternakan sapi dan kelapa sawit adalah peternakan sapi bibit yang terdapat di Desa Pematang Sepat Kecamatan RimboBujang Kabupaten Tebo. Namun, usaha mereka belum mendapat dukungan dari perusahaan. Mereka malah dilarang menggembalakan ternaknya di lokasi kebun sawit karena dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan sawit tersebut.
”Menurut kami, ternak-ternak itu tidak mengganggu sama sekali. Mereka hanya makan rumput liar yang ada atau pelepah sawit ,tidak mengganggu buah sawit. Lagi pula pohon sawitnya sudah tinggi, sehingga tidak terjangkau oleh ternak lagi,” ucap salah seorang peternak yang ditemui oleh rombongan Disnak Provinsi Jambi dalam rangka kunjungan ke lapangan tanggal 23 Agustus 2008. Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Tebo Ir. Alfred. Pihaknya dalam melaksanakan pembinaan selalu menekankan untuk menjaga agar peternak memelihara ternaknya dengan baik agar tidak mengganggu tanaman masyarakat lainnya guna menghindari konflik sosial. Lokasi peternakan ini berada di Kompleks Monitoring Unit PTPN VI, dan peternaknya merupakan pensiunan, buruh harian lepas dan karyawan perusahaan tersebut yang tergabung dalam kelompok Tani Mulya. Terdapat 4 lokasi penggembalaan di perkebunan tersebut dengan populasi masing-masing lokasi sekitar 150 ekor. Menurut ketua kelompok Tani Mulya Sumanto, perkembangan ternak mereka sangat menggembirakan.Hampir setiap induk sapi Bali melahirkan 1 ekor anak setiap tahunnya melalui teknologi kawin suntik. Keuntungan materil yang diperoleh dari peternakan sapi tersebut cukup besar, dibuktikan dengan kemampuan peternak di lokasi ini untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka sampai ke jenjang universitas di pulau Jawa atau universitas terbaik lainnya di provinsi tetangga. Selain masalah ketidakbebasan peternak untuk menggembalakan ternaknya di kebun, terdapat beberapa masalah lain seperti belum adanya kandang bersama dan pembuangan limbah kotoran yang tidak tertata dengan baik. ”Pemerintah dan pihak PTPN VI dapat bekerjasama dalam hal ini. Kami akan membantu dalam hal penanganan kesehatan hewan dan pelatihan pemberian pakan alternatif, sedangkan PTPN VI dapat menyumbangkan peralatan atau teknologoi tepat guna, misalnya bagaimana caranya agar limbah kotoran ternak dapat terkumpul dan diolah menjadi pupuk organik dan bio gas,” ucap Ir.Natres Ulfi. Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jambi ini sangat optimis, jika pihak PTPN VI bersedia membantu peternak di kawasan ini yang notabene adalah keluarga besar PTPN sendiri, populasi ternak sapi dalam waktu singkat akan bertambah berlipat kali jumlah yang ada sekarang. Dengan adanya kerjasama yang baik antara Disnak Provinsi Jambi dan Kabupaten Tebo, PTPN VI dan peternak sendiri, cit-cita untuk menjadikan provinsi ini berswasembada daging pada tahun 2012 sangat berpeluang untuk dapat dicapai. Sumber: Dinas Peternakan Provinsi Jambi
Your Name
Your Email Address
Subject
Message
Image Verification
Please enter the text from the image [ Refresh Image ] [ What's This? ]

Back To Top