04 April 2010

9 Perusahaan Australia Investasi Pembibitan Sapi di Indonesia

Kunjungan Kerja Mentan ke Darwin, Australia
DARWIN – Kunjungan kerja Mentan Suswono ke Darwin, Australia selama tiga hari membuahkan hasil. Sembilan perusahaan peternakan Australia telah menyatakan kesiapannya untuk berinvestasi dalam usaha pembibitan sapi di Indonesia. ‘’Mereka siap mendukung program swasembada daging sapi pemerintah Indonesia,’’ kata Mentan di Darwin, Sabbtu (27/3).


Mentan menjelaskan, enam perusahaan telah menandatangani MOU kerjasama B to B pada Jumat (26/03) bersamaan dengan berlangsungnya Konferensi Asosiasi Peternakan Northern Territory (NTCA) 2010 di Darwin, Australia. Kesepakatan ditandatangani setelah peserta NTCA 2010 mendengar presentasi promosi investasi dari tiga gubernur: Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atufuri, Gubernur NTT Frans Lebu Raya, dan Wagub NTB Badrul Munir.

Mentan Suswono menyambut baik kerjasama bisnis antara GAPSI (Gabungan Pembibitan Sapi Indonesia) dengan sejumlah perusahaan peternakan Australia tersebut. Kesiapan perusahaan Australia untuk investasi dalam pembibitan sapi di Indonesia, kata Mentan, merupakan awal yang baik. ‘’Khususnya dalam mendukung program swasembada daging sapi pada 2014.’’

Enam perusahaan Australia yang menandatangani MOU dengan GAPSI adalah North Australian Cattle Company, Wellard Exports, South East Asia Livestock, Consolidated Pastoral Company, Austrex, dan Landmark Global. Di luar enam perusahaan, menurut Ketua GAPSI Adikelana Adiwoso, masih banyak perusahaan lainnya yang menyatakan berminat. ‘’Sedikitnya tiga perusahaan lagi sudah ingin gabung pada hari kedua konferensi,’’ katanya. GAPSI sendiri dalam proyek pembibitan itu melibatkan setidaknya enam perusahaan nasional, yaitu: PT Santosa Agrindo, PT Agro Giri Perkasa, PT Lembu Jantan Perkasa, PT Kadila Lestari Jaya, PT Widodo Makmur, dan PT Bedikari United Livestock Indonesia.

Dalam forum NTCA 2010, Mentan menegaskan Indonesia serius untuk menjalankan program dan kebijakan swasembada daging sapi. Selama ini, Indonesia adalah pasar besar dari sapi Australia. Jika Anda tidak ingin kehilangan pasar, investasilah mulai sekarang. ‘’Bantu dan dukung kami mencapai swasembada.’’ Mentan mengajak lebih banyak lagi perusahan untuk investasi di Indonesia. ‘’Enam perusahaan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan bibit sapi di Indonesia.’’

Usai menghadiri forum NTCA, Mentan melakukan serangkaian pertemuan bilateral G to G dengan pemerintah Australia di Parlianment House Darwin. Mula-mula dengan Mentan Northern Territory Kon Vatskalis, Menteri Bisnis dan Urusan Asia Rob Knight, dan Menteri Pertanian Federal Tony Burke. Ikut hadir mendampingi Mentan RI dalam pertemuan itu antara lain Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Anna Mu;awanah, Dirjen Peternakan Kementan, Gubernur Papua Barat, Gubernur NTT, Wagub NTB, Tenaga Ahli Mentan, Kepala Biro Kerjasama Luarnegeri Kementan, Kepala Bapeda NTB, dan Kapus Karantina Peternakan Kementan.

Dalam pertemuan itu pihak Australia mengakui pentingnya Indonesia bagi ekonomi Australia, khususnya sektor peternakan. Mereka berharap, Australia masih bisa berperan penting dalam mencukupi kebutuhan daging sapi meski Indonesia telah bertekad untuk swasembada daging sapi. Mereka juga menyatakan siap mendukung program swasembada dengan harapan Indonesia tidak menutup atau membatasi impor sapi dari Australia.

Mentan Suswono menegaskan, Australia adalah tetangga terdekat. Untuk menutupi kebutuhan daging sapi di dalam negeri yang terus meningkat dari tahun ke tahun, tentu masih perlu impor. Selama tidak mendistorsi atau merusak harga sapi dalam negeri, impor sapi masih diperlukan sesuai kebutuhan. Pembatasan dilakukan ketika terjadi oversupplay. Ketika swasembada tercapai pada 2014, impor sapi masih diperlukan sampai sekitar 10%.

Pertemuan tingkat menteri menyepakati dibentuk kelompok kerja yang akan merumuskan dan menindaklanjuti segala bentuk kerjama, forum-forum teknis yang bersifat G to G maupun B to B akan segera dibentuk untuk melakukan pembicaraan dan evaluasi secara periodik.

Selama kunjungan kerja ke Darwin, Mentan banyak ditanya wartawan soal kebijakan pembatasan impor sapi dari Australia. Sejumlah wartawan Australia juga bertanya, apakah Indonesia tidak khawatir jika Australia mengalihkan pasar dan menghentikan ekspor sapi ke Indonesia? Dengan tegas, Mentan menjawab: tidak sama sekali. Sumber atau pemasok daging sapi di dunia ini banyak. Australia dan Selandia hanya bagian dari sekian banyak produsen sapi. Mentan menegaskan, jika Australia tidak mendukung program swasembada daging sapi Indonesia melalui investasi pembibitan di dalam negeri, jangan salahkan Indonesia kita mengajak mitra negara lain. ‘’Saya yakin, Australia tidak akan main-main dan tidak mau kehilangan pasar besarnya begitu saja dari Indonesia.’’

Dalam kunkernya, Mentan dan delegasi RI sempat berkunjung ke sentra peternakan sapi di Tipperary Livestock Station, pusat karantina peternakan sapi NT, dan Ford Private Museum di Winnellie, Darwin.


Sumber: deptan.go.id

Back To Top