15 September 2008

PEMBIBITAN SAPI BALI DI DESA LUBUK MANDARSAH KAB. TEBO

Tidak mudah untuk mencapai Desa Lubuk Mandarsah di Kab. Tebo. Dari Simpang Niam, mobil harus melewati jalan yang rusak cukup parah akibat angkutan truk pengangkut kayu illegal logging dan disambung dengan jalan tanah yang berlobang dimana-mana. Namun sesampainya di kawasan yang dipenuhi oleh kebun sawit dan karet ini, terdapat sebuah potensi yang belum dimanfaatkan secara optimal, yaitu pembibitan sapi melalui intensifikasi kawin alam dengan pejantan unggul sapi Bali.
Budidaya sapi melalui pola integrasi dengan kebun sawit atau karet ini dimulai pada tahun 2005 lalu, dengan disebarkannya 150 ekor sapi Bali betina dan 13 ekor sapi jantan unggul dari dana APBD Provinsi Jambi. Kontrak gaduhan dengan petani dilaksanakan dengan pola bagi hasil 1 : 2. Artinya, dalam jangka waktu 5 tahun, setiap peternak yang memperoleh sapi betina 3 ekor dan 1 pejantan, harus mengembalikan 6 sapi usia minimal 1 tahun plus 1 ekor dari pejantan unggul yang diterima (total 7 ekor). Dari penyebaran yang dilaksanakan pada tahun 2005 tersebut, telah dilaksanakan penarikan tahap I sebanyak 17 ekor sapi betina dan 19 ekor sapi jantan (pada bulan Januari 2008), dan penarikan tahap II sebanyak 28 ekor sapi betina plus 25 ekor sapi jantan (pada bulan Juni 2008). Sebagian besar sapi betina yang ditarik tersebut, disebarkan kembali ke peternak lain di kawasan tersebut, sedangkan anak sapi jantan dijual dan dananya disetorkan ke kas daerah Provinsi Jambi. Lubuk Mandarsah merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Tebo, daerah ini sangat cocok untuk pembiakan sapi karena sumber pakan yang tersedia di antara kebun sawit/ karet sangat berlimpah. Lokasi ini juga sangat aman dari pencurian ternak ujar Sukiran, Kepala Desa Lubuk Mandarsah. Namun dia mengingatkan akan terjadinya inbreeding jika sapi jantan yang disebarkan pada tahun 2005 lalu tersebut tidak segera ditarik dan diganti dengan pejantan baru. “ Kita menginginkan wilayah ini menjadi sentra pembibitan sapi Bali sekaligus pemurnian genetik sehingga sapi yang keluar dari lokasi ini merupakan sapi Bali dengan genetik yang mendekati aslinya” jelasnya. Dia juga mengharapkan adanya penyebaran sapi Bali tambahan di lokasi ini mengingat banyaknya petani sawit dan karet yang tertarik dengan pola bagi hasil tersebut. Dengan jumlah yang disebarkan pada tahun 2005 lalu, walaupun telah menunjukkan hasil yang memuaskan namun belum optimal untuk mendongkrak populasi sapi apalagi jika dibandingkan dengan luas areal perkebunan di kawasan tersebut. Kalau saja perusahaan perkebunan atau PT. WKS yang beroperasi di sekitar Lubuk Mandarsah dapat ditarik untuk mendanai pembibitan ternak di sana, keinginan untuk menjadikan Lubuk Mandarsah sebagai sentra perbibitan sapi Bali bisa lebih cepat dicapai.
Your Name
Your Email Address
Subject
Message
Image Verification
Please enter the text from the image [ Refresh Image ] [ What's This? ]

Back To Top