15 September 2008

TEKNOLOGI PENGEMBANGAN PETERNAKAN AYAM RAS

Peternakan ayam ras skala kecil telah tumbuh dan berkembang pada saat sebelum masa krisis tahun 1997. Keadaan kondisi ekonomi dan moneter yang tidak menguntungkan bagi dunia usaha pada tahun tersebut mengakibatkan para pengusaha menjadi bangkrut, terutama usaha kecil dan menengah. Hal ini dialami juga oleh para peternak ayam ras (broiler). Kegiatan iptekda yang dilaksanakan oleh Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan LIPI, berupaya untuk membangkitkan dan membina kembali usaha peternakan ayam ras skala kecil di sekitar kecamatan Ciawi, Bogor.
Upaya pembinaan ini dilaksanakan dengan memperkenalkan teknologi kepada para peternak melalui manajemen pemeliharaan secara intensif untuk meningkatkan hasil. Kegiatan ini diterapkan lewat program vaksinasi, dan program sanitasi dan kebersihan kandang, serta membuat pakan ayam ras yang berasal dari bahan lokal. Ukuran keberhasilan beternak ayam broiler dapat dinilai sebagai berikut: a. Kecepatan tumbuh, yang diukur berdasarkan berat badan yang dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu, b. Konversi makanan, yaitu jumlah ransum yang habis dikonsumsi oleh seekor ayam dalam jangka waktu tertentu guna membentuk daging dan menambah berat badan, c. Angka kematian, yaitu jumlah kematian ayam dalam jangka waktu pemeliharaan. Untuk mencapai tingkat keberhasilan yang optimum, langkah yang harus dilakukan untuk mempertahankan kesehatan ayam secara baik melalui cara-cara, sebagai berikut: 1. Pencegahan melalui penyediaan bibit (DOC). Pencegahan ini agak sulit dilakukan karena ketergantungan para peternak pada breeder dari luar. Pada umumnya mereka tidak dapat berbuat banyak jikalau DOC yang dibeli tidak bebas dari infeksi penyakit. Meskipun demikian, hal yang dapat dilakukan sebagai pencegahan yaitu dengan tidak mencampur ayam yang berlainan strain atau berbeda umur dalam satu kandang. Pencegahan lain dapat dilakukan melalui pemberian pakan yang jumlah dan kualitasnya baik sejak awal. 2. Pencegahan melalui manajemen pemeliharaan. Penyakit, selain berasal dari bawaan DOC dapat juga terjadi akibat manajemen pemeliharaan yang jelek. Untuk itu perlu diperhatikan pengelolaan sejak dari perkandangan, memberi ketahanan tubuh sampai cara panen. Dalam hal ini perlu diperhatikan: a. Pola perkandangan. Kandang harus higienis, dengan menyediakan sanitasi dan menjaga kebersihan kandang. Sebelum DOC dimasukkan, kandang harus diberi desinfektan yang dapat dilakukan melalui penyemprotan dengan lysol atau soda api (NaOH). Bisa juga dengan cara sederhana yaitu dengan penebaran kaput kering atau cairan kapur dan juga deterjen. Kandang harus diatur sedemikian rupa agar tetap kering dan hangat. Untuk itu perlu sekam yang kering dan tidak terlalu panas. Jumlah tempat pakan dan minum harus cukup, agar ayan tidak berebut makanan dan minuman. b. Vaksinasi dan pemberian obat. Penyakit yang sering berjangkit pada ayam tersebut adalah Newcastle Disease (ND), gumboro, berak kapur dan gangguan metabolisme lain. Vaksinasi yang diberikan yaitu, vaksinasi ND I dilakukan pada hari ketiga, vaksinasi gumboro dilakukan pada hari ke-14 dan vaksinasi ND II dilakukan pada hari ke-21. Selain itu diberikan antibiotik pada hari pertama sampai menjelang ND I, obat anti stres dan vitamin tambahan. 3. Pemantauan. Tahap pemantauan sangat penting dalam usaha peternakan ayam ras, terutama untuk mencatat kejadian pada setiap harinya. Aktivitas ini dipantau secara berkala dan kemudian disampaikan saran tentang apa yang harus dilakukan oleh para peternak.

6 Komentar

wah harusnya para peternak baca blog ini, biar lebih pinter, kali aza ternaknya juga demen ngenet,he3x :)

Ini apa salah satu program pemerintah buat penanggulangan kemiskinan. =))

Benar... ini merupakan salah satu program pemerintah dari sekian banyak program pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan di Indonesia.

Saya setuju dengan postingan bapak mengenai keberhasilan beternak ayam broiler. Yang disampaikan di atas ditinjau dari sisi management beternak broiler.

Kadangkala hal-hal teknis jika kita hadapkan kepada keadaan riil yang ada sekarang agak bertolak belakang. Dengan harga sapronak yang tinggi (DOC 3900 - 4200, pakan 5000, dan biaya operasional yang tinggi 1500) tidak didukung dengan harga jual produk yang memadai, para peternak, terutama peternak kecil akan kewalahan menghadapi keadaan ini.

Apakah pemerintah harus turun tangan mengatasi ini ataukah kita lempar ke pasar bebas?.

Ataukah para peternak pasrah saja menghadapi globalisasi dan tunduk kepada integrator?

Akankah peternak mandiri akan hilang dan digantikan oleh para integrator dan peternak mandiri besar??.

Kami dari PPUN bogor mengajak rekan-rekan yang peduli akan keadaan ini bergabung ke mailing list peternak : http://tech.groups.yahoo.com/group/PPUN/

Mari satukan langkah demi memajukan dunia peternakan indonesia.

Zulham ariansyah
salah satu peternak mandiri indonesia
moderator PPUN mailing list

Ini mantap ada mailing list untuk peternak yang dikelola oleh PPUN.... hidup peternakan.... gw mau juga ah ikut mailing list nya nech....... :D

Kami memproduksi berbagai cold storage, air blast freezer, cool room, water chiller, mesin pendingin serta produk dari stainless steel non magnet untuk penyimpanan maupun pengolahan hasil-hasil perikanan,pertanian,peternakan serta industri pengolahan makanan.
Kunjungi kami di www.koronkanusantara.com

Back To Top