13 January 2008

Flu Burung Makin Mengancam

Penyebaran virus Flu Burung di Jambi terus meluas. Selain Kota Jambi, virus avian influenza ini juga sudah menyebar ke hampir seluruh kabupaten di daerah Sepujuk Jambi Sembilan Lurah. Khususnya di Kota Jambi, informasi terakhir sudah 7 kelurahan dinyatakan positif terinfeksi flu burung.
Sebelumnya, virus mematikan ini sudah ditemukan di empat RT di empat Kelurahan dalam kota, yaitu RT 27 Kel. talang Banjar, RT 21 Kel. Selamat, RT 13 Pematang Sulur, dan RT 25 Kenali Besar. Kemudian, Juma't (19/01) juga ditemukan di RT 16 Kel. Talang Bakung, dan RT 26 Kel. Eka Jaya, yang berada di Kecamatan Jambi Selatan dan Pall V KEc. Kota Baru. Untuk mengantisipasi penyebaran virus ini, pada Jum'at , tim dari Subdin Peternakan Dinas Pertanian Kota Jambi langsung melakukan pemusnahan unggas di kedua kelurahan tersebut. Acara pemusnahan ini disaksikan Asisten I Ambiar Usman, Kasubdin DInas Peternakan Kta Said Abu Bakar, Camat Jambi Selatan Rusdianto, Lurah dan Ketua RT 16. Jumlah unggas yang dimusnahkan hari itu mencapai 120 ekor, 85 ekor di RT 16 Talang Bakung dan 35 ekor di RT 26 Eka Jaya. Sementara itu, jumlah unggas yang ditemukan mati dan dimusnahkan di Ktoa Jambi mencapai 556 ekor. Sementara itu, Gubernur Jambi H. Zulkifli Nurdin juga mengingatkan warga supaya waspada. Menurutnya, saat ini propinsi Jambi sudah mulai terjangkit wabah flu burung. "Saat ini Jambi dalam kondisi wasapada", katanya kepada wartawan dalam jumpa pers dirumahnya, Jum'at (19/01). Bang Zul, begitu dia biasa di sapa, mengatakan saat ini virus tersebut belum mengjangkiti manusia, "walau begitu... kemungkinan bisa terjadi", ujarnya. Menurutnya, dalam penanganan kasus ini pemerintah benar-benar terbantu oleh masyarakat melalui laporan-laporan jika ada unggas yang mati mendadak. "Ini menandakan bahwa masyarakat kita sudah mengerti tentang flu burung," katanya. Pada kesempatan itu, Bang Zul juga menyampaikan bahwa rumah sakit dan puskesmas telah menyiapkan ruangan khusus untuk pasien yang terjangkit flu burung. "Katanya juga menyediakan obat-obatan," katanya, kalau nanti ada penduduk yang terjangkit, ia akan mengupayakan menambah ruang isolasi serta obat-obatan.Sementara itu, Kasubdin Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Propinsi Jambi, Andreas, yang mendampingi Gubernur menjelaskan, pada 2006 angka kematian unggas mencapai 41.810 ekor dan yang dibunuh didepopulasi sebanyak 3.216 ekor. Sedangkan pada tahun 2007 data yang telah dihimpun adalah jumlah unggas yang mati di Tanjabtim sebanyak 20 ekor, Muaro Jambi 30 ekor, dan Kota Jambi 61 ekor. Andreas juga mengimbau pada masyarakat agar selalu menjaga kebersihan unggasnya. Ia mengatakan, masyarakat dapat memanfaatkan air bekas cucian (air deterjen) untuk menyiram kandang ayam, karena air deterjen juga mengandung desinfektan. "Virus flu burung sangat peka terhadap desinfektan dan deterjen," jelasnya. Untuk keluar masuknya ayam di Jambi, ANdreas mengatakan, sudah ada aturan yang megnatur. Menurutnya, agar dapat keluar masuk seluruh unggas harus memiliki surat kesehatan (health certification).Ia juga mengatakan, Dinas Peternakan telah menyiapkan 440 liter desinfektan, 9.800 vaksin AI dan 6.480 rapid AI. Namun, dia membantah jika dikatakan bahwa pos kesehatan Hewan (Poskeswan) tidak berjalan dengan baik. Poskeswan merupakan ujung tombak / jajaran terdepan dalam pendegahan dan penanggulangan penyakit hewan. Mengenai perlu tidaknya untuk membuat Perda mengenai pemeliharaan unggas di pemukiman penduduk, Bang Zul mengatakan bahwa ia memandang perlu untuk dibuat perda tersebut. "Kita akan ajukan ke DPRD, kita dorong mereka untuk membuat Perda. Itu usul yang baik," jelas Bang ZUl.
Sumber : Jambi Independent

Back To Top