13 January 2008

PETERNAK BERHASIL SIASATI FLU BURUNG

Siapa yang tidak kenal dengan keganasan serangan Avian Influenza (AI). Namun dibalik wabah itu, masih ada peternak yang mampu mengelola dari serangan AI Peternak itu berada di Banjarbaru - Kalimantan Selatan. Akibat dari serangan virus AI
banyak peternak yang mengalami kerugian yang cukup besar dan segan untuk meneruskan usahanya. Tapi ada hebatnya peternak mandari yang semenjak merebaknya isu wabah flu burung sampai sekarang tetap mengembangkan usaha taninya melalui ternak ayam. Sehubungan dengan adanya kegiatan Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Tingkat Kalimantan Selatan 2007 yang dimulai 27 Agustus sampai 27 September 2007 lalu oleh DR. Ir. Hj. Maskamian Andjani Kepala Dinas Peternakan Kalimantan Selatan melihat dari dekat kegiatan Tim Dokter Hewan dalam mengambil sampel darah ternak ayam yang dibudidayakan oleh peternak Suparto yang berlokasi di Sungai Ulin Banjarbaru dan peternak Kastalani di Komplek Perumahan Intan Sari Kelurahan Sungai Besar. Menurut kedua peternak ayam itu, keberhasilan membudidayakan ayam di tengah-tengah ramainya isu flu burung diantaranya secara terus-menerus menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya serta pemberian vaksin terhadap anak ayam yang baru masuk kandang serta pemberian pakan yang sangat berhati-hati. Jenis ayam yang dibudidayakan oleh kedua peternak itu adalah ayam jantan, namun bagi peternak Suparto membudidayakan ayam jantan petelur (broiler) sedangkan Kastalani, ayam jantan yang dikembangkannya jenis bangkok yang dimulainya sejak 1989, waktu itu masih aktif sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), sampai sekarang pensiun terus melakukan budidaya ternak ayam jantan bangkok yang jumlahnya sudah mencapai ratusan ekor. Awalnya hanya tiga ekor sebagai cikal bakal dan sekarang sudah mencapai ratusan ekor, kata Kastalani kepada phak "Sinar Tani" disela-sela kegiatan tim dokter hewan mengambil sampel darah ayam jantan bangkok, baru-baru ini. Ketiga ekor ayam bangkok itu menurut Kastalani awalnya terdiri dari 1 ekor ayam jantan bangkok dan 2 ekor ayam bangkok betina. Dengan bermodalkan 3 ekor ayam bangkok itu sampai sekarang ini jumlahnya sudah ratusan ekor ayam jantan bangkok dari yang terkecil sampai ayam jantan bangkok siap jual. Harga jual anak ayam jantan bangkok antara Rp. 25 ribu hingga Rp. 30 ribu per ekor, sedangkan yang sudah dewasa bisa mencapai Rp. 2 juta per ekornya. Kastalani berhasil menyiasati, selain selalu menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya juga dalam pemberian pakan dengan memberikan beras merah serta sedikit sayuran. Dengan membudidayakan ayam ras jentan petelur selain tahan terhadap penyakit juga harga jualnya tetap stabil dari pada ayam ras betina petelur yang harganya selalu naik turun. Sumber: Sinar Tani

Back To Top